Assalamu'alaikum,, ini dongengku tentang hewan,, semoga suka dengan dongeng yang aku buat sendiri ini.. Maaf jika masih banyak kekurangan. Aku masih harus belajar menulis dengan baik dan benar lagi. Happy Reading!! ^_^ Semoga Bermanfaat.
Dongeng/Fabel
Tema : Nilai Kehidupan
Penulis/Author : Nadia Amalia (Aku)
Kelinci yang Baik Hati dan Jerapah yang Sombong
Di sebuah hutan bernama “Hutan Ceria”
tinggallah para hewan dengan berbagai jenis,
mulai dari singa, kura-kura, gajah, kancil, jerapah, hingga kelinci.
Suatu hari, Putri dari Raja Hutan (Singa) sedang sakit tetapi raja hutan tidak
bisa memberikannya obat, dan hanya anggur kuning yang bisa menyembuhkannya.
Tetapi dengan ketinggian bukit yang sangat curam, raja tidak bisa mengambilnya.
Dan Sang Raja hutan (Singa) itu mengadakan sayembara bagi binatang lainnya.
Sayembaranya adalah “Bagi hewan yang dapat mengambil buah anggur kuning yang
bisa menyembuhkan putrinya yang sedang sakit, dan dapat mengambilnya dengan
tepat waktu di atas bukit di hutan tersebut. Dan yang berhasil mendapatkan buah
tersebut, Raja Hutan (Singa) akan memberikan mahkota pangeran (pendamping Raja
Hutan) dan dua karung emas.”.
Mendengar sayembara itu, para hewan
sangat tertarik dengan sayembara yang diberikan Raja Hutan (Singa). Tetapi
dengan ketinggian bukit itu yang sangat curam, jarang ada hewan yang bisa
melewatinya. Sayembara itu membuat hutan menjadi ramai dengan para hewan yang
membicarakannya.
“Teman-teman,
Apakah kalian akan mengikuti sayembara itu?”, tanya seekor Jerapah.
“Iya, aku
pasti akan mengikuti sayembara itu, karena aku ingin menjadi pangeran hutan.”,
jawab seekor gajah.
“Iya, aku ingin
menjadi pangeran di hutan ini.” Kata seekor kura-kura.
“Iya, aku
juga ingin mendapat sekarung emas.” Kata kancil.
“Iya, aku juga akan mengikuti sayembara itu, kamu sendiri
bagaimana Jerapah?” tanya kelinci pada Jerapah.
“Iya itu sudah pasti, aku kan hewan yang paling kuat di hutan
ini, dan
aku sudah pasti yang akan menjadi pangeran hutan ini.” menjawab dengan sombongnya.
aku sudah pasti yang akan menjadi pangeran hutan ini.” menjawab dengan sombongnya.
“Hei, kamu
jangan sombong dulu Jerapah, kita kan belum bertanding.” Kata Gajah.
“Belum
bertanding saja aku sudah tau pasti kalian tidak akan kuat mendaki bukit itu.”
Ketus Jerapah.
“Jerapah, kamu tidak boleh sombong dengan kekuatanmu, dan
untuk teman-teman yang lain. bertandinglah untuk menyelamatkan sang putri raja,
bukan hanya untuk mendapatkan hadiah.”, jelas kelinci dengan sopan.
“Iya
kelinci, aku ingin menyelamatkan putri raja dengan ikhlas.” Kata kura-kura.
“Ah Sudahlah! Aku malas berbicara dengan kalian. Aku ingin
pulang saja, dan aku ingin beristirahat supaya besok aku akan memenangkan
sayembara itu.” Ketus Jerapah.
Mendengarkan pernyataan ketus Jerapah, hewan-hewan lainnya
pun menjadi kesal akan sikap Jerapah yang sangat sombong. Dan mereka pun juga
pulang, untuk menyiapkan sayembara besok.
….
….
Keesokkan harinya, Raja Hutan (Singa) menyatakan untuk
memulai sayembara yang diberikannya untuk warga hutan.
“Bagi para hewan yang ingin mengikuti sayembara, segera pergi
ke depan istana. Karena sayembara akan segera dimulai.” Suara raja hutan
“Singa” dari arah Istana.
Mendengar pernyataan itu, para hewan yang akan mengikuti
sayembara segera berlari menuju istana. Dengan berbekal semangat dan kekuatan,
para hewan dengan percaya dirinya mengikuti sayembara. Para binatang pun sudah
berkumpul di depan istana, raja hutan “Singa” pun memberikan pengarahan kepada
para binatang.
“Peraturannya adalah bahwa para binatang harus memetik anggur
kuning yang berada di atas bukit dan segera membawanya turun ke dalam istana,
lalu memberikannya ke putri raja hutan.” Jelas raja hutan (Singa).
“Aku pasti akan memenangkan sayembara ini, aku kan lebih kuat
dan tangguh daripada kalian. Terus kamu, kura-kura! Sebaiknya kamu tidak usah
mengikuti sayembara ini, kamu kan makhluk lemah, sudah pasti kamu kalah.” Ketus
Jerapah kepada kura-kura yang berada di sampingnya saat itu.
“Kamu sombong sekali Jerapah, semua hewan berhak mengikuti
sayembara ini.” kata kura-kura.
“Iya itu benar, semua
hewan berhak mengikuti ini, dan yang terpenting kami sudah melakukan pemanasan.”
Kata Kelinci.
“Terserah kalian! Aku tidak peduli, kamu juga kelinci, kamu
pasti akan aku kalahkan, meski aku tidak melakukan pemanasan seperti kalian,
tapi aku sudah pasti menang.” Kata Jerapah dengan ketusnya.
Tiba-tiba
sang Raja Hutan (Singa) mengatakan bahwa sayembara akan segera dimulai.
“Semuanya berhati-hatilah dalam mendaki bukit, dan Apakah
kalian sudah siap?” . tanya Raja Hutan (Singa).
“Ya, Kami
siap!” kata para hewan yang mengikuti sayembara.
“Ya,
Mulai…!. Perintah Raja Hutan (Singa).
Semua hewan yang mengikuti sayembara
pun berlari sekencang mungkin menuju bukit. Dan ketika setengah perjalanan
menuju atas bukit banyak hewan yang sangat kelelahan dan akhirnya menyerah.
Peserta yang bertahan pun menyisahkan hanya dua hewan yaitu, Jerapah dan
Kelinci. Awalnya Jerapah memimpin,
tetapi ketika hampir sampai di atas bukit, tiba-tiba saja kaki Jerapah
mengalami keram, ia pun tidak bisa melanjutkan perjalanannya mengambil anggur
kuning, akhirnya ia berhenti di tepi bukit. Kelinci yang awalnya berada di
belakang Jerapah, sekarang ia sudah sampai di atas bukit dan segera memetik beberapa
anggur kuning dari pohon untuk putri raja hutan. Ketika ia hendak turun untuk
kembali ke istana, ia melihat Jerapah yang sedang merintih kesakitan.
“Jerapah,
Kamu kenapa?” Tanya kelinci.
“Kakiku keram, mungkin karena aku belum melakukan pemanasan
sebelum bertanding dan aku sangat sulit untuk berjalan sendiri.” Kata Jerapah.
“Yasudah, aku akan membantumu menuruni bukit ini, dan kita
harus segera memberikan anggur kuning ini ke putri raja hutan.” Kata Kelinci
dengan lembut
“Iya, tapi kenapa kamu membantuku? Aku kan sudah bersikap
buruk kepada kamu dan teman-teman yang lain.” Tanya Jerapah.
“Kita harus selalu bersikap baik dengan semua orang sekalipun
ia sudah berbuat jahat kepada kita. Yasudah kita harus segera turun ke istana,
sini aku bantu.” Jelas kelinci.
“Yasudah,
ayo segera kita turun.” Kata Jerapah
…..
Beberapa lama kemudian terlihatlah Jerapah dan kelinci yang
berjalan bersama menuruni bukit. Ketika sampai di depan istana, kelinci yang
membawa buah anggur kuning langsung memberikannya kepada putri di dalam istana.
Dengan disaksikan oleh banyak orang, putri raja hutan pun memakan buah anggur
kuning dan seketika ia pun sembuh dari sakitnya. Para hewan pun bersorak untuk
Kelinci karena ia sudah berhasil menyembuhkan sang putri. Raja hutan (Singa)
pun memberikan mahkota pangeran dan dua karung emas kepada Kelinci.
“Kelinci,
Aku sangat berterima kasih kepadamu, kamu sudah berhasil menyembuhkan putriku
dengan buah anggur kuning yang kau bawa. Sekali lagi, Terima Kasih Banyak.”
Kata Raja Hutan (Singa).
“Iya Raja, aku sangat senang bisa membantumu dan putrimu. Dan
terima kasih banyak atas hadiah yang kau berikan padaku.” Kata Kelinci dengan
sopan.
Tiba-tiba
Jerapah menghampiri Kelinci.
“Kelinci, Terima Kasih karena tadi kamu sudah menolongku, dan
selamat kamu sudah menjadi Pangeran di Hutan ini. Selamat ya teman, kamu tetap
menjadi temanku?” Kata Jerapah sambil tersenyum. Semua pun kaget dengan sikap
Jerapah yang lembut , karena selama ini ia bersikap buruk kepada semua orang.
“Iya Jerapah, aku senang bisa membantumu dan bisa membuatmu
berubah sikap menjadi baik. Iya, kamu adalah temanku untuk selamanya.” Kata
Kelinci sambil tersenyum.
Hewan-hewan yang lain pun ikut terharu dan bahagia dengan
kejadian yang baru saja dialaminya. Jerapah pun menjadi hewan yang baik hati
dan tidak sombong lagi. Sementara Kelinci menjadi pangeran hutan yang selalu
baik dan membantu warga hutan dan teman-temannya. Mereka pun hidup rukun
bersama di “Hutan Ceria”.
The End
Thanks For Reading... -Nadia Amalia-
Tinggalkan Komentar ..
Thanks For Reading... -Nadia Amalia-
Tinggalkan Komentar ..
0 Comment:
Posting Komentar